cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 3 (2016): Farmaka" : 12 Documents clear
Article Review: Gen mecA Sebagai Faktor Munculnya Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Moses Prasetio; Melisa Intan Barliana
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.377 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10715

Abstract

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan salah satu bentuk dari adanya resistensi antibiotik, khususnya antibiotik golongan β-laktam.  Bakteri MRSA menjadi penyebab utama munculnya infeksi pada manusia. Kemampuan untuk resisten ini berasal dari gen mecA yang terdapat di dalam kromosom bakteri. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui peran dari gen mecA terhadap resistensi antibiotik yang terjadi. Metode yang digunakan adalah dengan menelusuri jurnal yang menjelaskan bakteri MRSA, gen mecA dan hubungan keduanya hingga menyebabkan terjadinya resistensi. Hasil yang didapatkan adalah berupa hasil uji sensitivitas antimikroba terhadap bakteri MRSA dan hasil deteksi gen mecA pada MRSA dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Berdasarkan hasil penelusuran pustaka maka diketahui bahwa gen mecA pada bakteri MRSA menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik pada golongan β-laktam.
Sintesis Oktil Para Metoksisinamat dari Bahan Baku Rimpang Kencur (Kaempferia galangae Rhizoma): Review Sheila Pratiwi; Dudi Runadi
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.83 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10725

Abstract

Dilakukan sintesis senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS) dari bahan baku rimpang kencur (Kaempferia galangae Rhizoma) dengan proses transesterifikasi menggunakan pelarut oktanol. Bahan baku dalam bentuk serbuk kering lalu dimaserasi selama 3x24 jam sampai didapatkan ekstrak. Ekstrak dipekatkan dengan rotavapor dan didinginkan hingga terbentuk kristal etil para metoksi sinamat (EPMS). Kristal dimurnikan dengan tahap rekristalisasi. Rendemen EPMS yang dihasilkan adalah sebanyak 2,44%. Uji kemurnian dari EPMS dilakukan dengan metode KLT. Rendemen kemudian dihidrolisis hingga didapatkan asam para metoksi sinamat (APMS) dengan persen rendemen reaksi sebesar 94,13%. Kembali dilakukan pengujian perbandingan APMS dengan APMS standar melalui metode KLT. Isolat APMS kemudian ditransesterifikasi dengan oktanol dalam suasana asam H2SO4 untuk menghasilkan senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS). Kristal disaring dan direkristalisasi hingga didapatkan senyawa OPMS yang kemudian diidentifikasi dengan Electrothermal Melting Point Apparatus, KLT, spektrofotometri UV, spektrofotometri infra merah, dan spektoskopi massa. OPMS yang telah diidentifikasi dinyatakan dapat digunakan sebagai bahan baku potensial tabir surya karena dapat memberikan serapan pada rentang 290-320 nm tepatnya di 312 nm.
Mekanisme Kerja Obat Antivirus dari Golongan Retrovirus YOGIYANTO Yogiyanto; Yoga Windu Wardhana
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.73 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10732

Abstract

Ketidakhadiran vaksin yang efektif dalam menangani HIV menyebabkan obat menjadi pilihan utama yang dapat digunakan untuk menangani infeksi HIV-1. Replikasi virus HIV-1 yang sangat cepat dalam tubuh pasien mengakibatkan virus mudah menembus sistem imun tubuh dan menjadi resisten terhadap berbagai macam obat. Resistensi terhadap obat antiretrovirus berkembang sangat cepat bahkan terhadap terapi kombinasi. Telah didapatkan berbagai macam obat dan turunan obat dari percobaan yang telah dilakukan secara in vitro untuk mengamati mekanisme serta kinerja obat tersebut seperti inhibisi enzim rekombinan dan replikasi virus, inhibisi HIV-1 reverse transcription, HIV integrase strand transfer inhibitor, kompetitor LEDGF, Inhibisi mediasi TAT yang berperan dalam regulasi transkripsi HIV-1Kata kunci : Antiretrovirus, HIV-1, resistensi, mekanisme antiretrovirus
Review Pemanfaatan Limbah sebagai Bahan Baku Sintesis Karboksimetil Selulosa Fenadya Rahayu Agustriono; Aliya Nur Hasanah
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.115 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10788

Abstract

Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan senyawa turunan selulosa yang memiliki kegunaan luas, baik dalam bidang farmasi, pangan, maupun industri. Berdasarkan kegunaannya ini, CMC menjadi senyawa yang diminati dan banyak diteliti. Pencarian bahan baku pembuatan CMC dengan memanfaatkan limbah-limbah pun terus dikembangkan. Terdapat banyak sekali limbah yang melimpah ruah jumlahnya dan memiliki kandungan selulosa yang tinggi, namun pemanfaatannya belum maksimal dan terbuang percuma sehingga sangat potensial untuk dijadikan bahan baku dalam sintesis CMC. Artikel ini berisi ulasan dari 20 jurnal tentang pemanfaatan limbah sebagai bahan baku dalam sintesis CMC yang didapatkan melalui mesin pencari online “Google Scholar”. Terdapat 25 jenis limbah yang telah berhasil dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam sintesis CMC. Namun masih banyak yang harus diteliti terkait hal – hal yang mempengaruhi kualitas CMC yang dihasilkan seperti proses pengekstrasian selulosa dari limbah, kadar NaOH serta monokloroasetat yang digunakan, dan waktu serta suhu pada saat sintesis sehingga proses pemanfaatan limbah sebagai bahan baku dalam sintesis CMC dapat menghasilkan produk sesuai yang diharapkan.Kata Kunci: Karboksimetil selulosa, CMC, limbah, sintesis.
Hypoglycemic Effect of Aquatic Extract of Stevia in Pancreas of Diabetic Rats: PPARγ – Dependent Regulation or Antioxidant Potential: Review Abdurahman Ridho; Ellin Febrina
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10580

Abstract

Obat tradisional dengan efek antidiabetes dianggap cocok untuk mengobati diabetes. Di antara tanaman-tanaman herbal, Stevia rebaudiana (Bert.) terkenal karena rasa manis dan efek yang menguntungkan dalam pengaturan glukosa. Namun, sedikit yang diketahui tentang mekanisme yang tepat dari stevia di jaringan pankreas. Oleh karena itu, studi ini meneliti efek yang mungkin dari stevia pada pankreas dalam mengontrol hiperglikemia yang dilihat dengan metode uji toleransi glukosa, induksi streptozotocin, dan aloksan menggunakan tikus Sprague-Dawley dan tikus Wistar. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa stevia bekerja pada jaringan pankreas untuk meningkatkan kadar insulin dan memberikan efek hipoglikemia yang menguntungkan melalui mekanisme yang tergantung PPARγ dan sifat antioksidan stevia.
FORMULASI MASKER GEL PEEL OFF UNTUK PERAWATAN KULIT WAJAH ASTRI SULASTRI; Anis Yohana Chaerunisaa
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.277 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10602

Abstract

Kosmetik wajah dapat diperoleh dalam berbagai bentuk sediaan. Masker wajah merupakan kosmetik perawatan kecantikan yang sangat popular untuk meningkatkan kualitas kulit. Masker wajah peel off merupakan salah satu jenis masker wajah yang mempunyai keunggulan dalam penggunaanya yaitu dapat dengan mudah dilepas atau diangkat seperti membran elastis. Masker wajah peel off diformulasikan dengan zat aktif, basis PVA, bahan pelunak, pelembab, pengawet, surfaktan dan pewangi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan optimasi formulasi sediaan masker gel peel off untuk memperoleh sediaan dengan kualitas tinggi. Untuk memperoleh formulasi sediaan dengan kualitas yang baik dapat dilakukan dengan evaluasi organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, waktu mengering, tampilan dan ketebalan film serta profil stabilitasnya. Sediaan masker wajah peel off dengan kualitas baik dapat dilihat dari waktu mengering yang dipengaruhi oleh konsentrasi EtOH, gelatin dan gliserin, sedangkan kemudahan penggunaan sediaan yang berkaitan dengan viskositas dipengaruhi oleh konsentrasi PVA, karbomer, gelatin dan gliserin, serta kinerja pembentukan film dipengaruhi oleh konsentrasi PVA.Kata kunci: masker wajah gel peel off, formulasi, waktu mengering, kemudahan penggunaan, kinerja pembentukan film
REVIEW STUDI 2,5-HEKSANDION SEBAGAI MOLEKUL TOKSIK DAN BIOMARKER PAPARAN N-HEKSANA kurnia megawati; Yedi Herdiana
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.314 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10771

Abstract

Pelarut organik seperti n-heksana sering digunakan dalam industri seperti percetakan, perangkat elektron pembersih, lem, pembuatan sepatu, furniture, serta ekstraksi minyak. Di dalam tubuh, n-heksana akan dimetabolisme menjadi 2,5-heksandion. Berdasarkan beberapa penelitian, metabolit ini dapat menyebabkan gangguan berupa polineuropati dan juga apoptosis pada sel ovum. Dalam penelitian lain menyebutkan 2,5-heksandion dapat menjadi biomarker dalam melihat paparan n-heksana. Untuk melihat risiko ini, dapat dilakukan analis kandungan 2,5-heksandion melalui urin dan serum. Metode analisis yang sering digunakan adalah Kromatografi Gas (KG) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).Kata Kunci: n-heksana, 2,5-heksandion, polineuropati, apoptosis, KG, KCKT
MEDIA YANG DIGUNAKAN PADA KULTUR SEL Hasna Nur Syahidah; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.547 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10615

Abstract

Kultur sel adalah suatu proses menumbuhkan suatu sel atau jaringan pada keadaan yang terkontrol. Perkembangan dalam teknologi kultur sel berkembang pesat seiring berkembangnya dalam pembuatan media yang merupakan komponen penting dalam kultur sel. Sel-sel tersebut adalah sel line CCA HuCCT-1, sel HaCat, sel line Hep-2, sel HepG2/C3A, sel line epitel, sel karsinoma hepatoselular manusia, HepG2 , dan sel epitel alveolar manusia tipe II, dua model sel ER+/Her2+, BT474 dan MDA-MB361, sel line MH-S makrofag murin alveolar, sel MRC-5(fibroblast paru-paru), sel HCC ( sel adenokarsinoma paru-paru), makrofag , tiga sel line kanker pancreas (HPAF-II, HPAC, dan PL45),  makrofag murin, mikroglia primer, dan sel B92. Dengan media yang digunakan diantaranya adalah EMEM (Eagle’s Minimum Essential Medium), DMEM (Dulbecco’s Modified Eagle’s Medium), RPMI-1640 (Roswell Park Memorial Institute), DMEM/F12, dan Ham’s F12-K Medium. Dengan adanya penambahan antibiotik/antimikotik untuk mencegah kontaminasi, asam amino dan serum.
Aktivitas Antiinflamasi dari Berbagai Tanaman : Sebuah Review Alicia Ima Dara; Ami Tjitraresmi
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.702 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10947

Abstract

Inflamasi memiliki peran penting pada perkembangan penyakit dengan pravalensi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas anti-inflamasi dari berbagai family tanaman herbal. Model yang digunakan untuk mengetahui aktivitas inflamasi secara in vivo adalah induksi edema pada hewan uji. Sedangkan model in vitro yang digunakan adalah makrofag terstimulasi lipooksigenase. Ekstrak yang diuji berasal dari tanaman Aloe barbadensis, Curcuma longa, Mimosa tenuiflora, Lavandula angustifolia, Psidium guajava, Punica granatum, Pseudoptergorgia elisabethae, Solanum lycopersicum, Capsicum frutescens, dan Zingiber zerumbet. Aktivitas ekstrak dan komponen aktifnya dalam menghambat inflamasi antara lain melalui penurunan sitokin (IL)-6 atau (TNF)–α, penurunan prostaglandin dan nitric oxide, serta inaktivasi enzim MPO. Potensi anti-inflamasi tertinggi terdapat pada Capsicum frutescens dengan dosis rendah mampu memberikan efikasi yang besar. Kata kunci : anti-inflamasi, TNF-α, prostaglandin, myeloperoxidase, dan sitokin pro inflamasi
PERBEDAAN METODE PEMBUATAN OBAT DENGAN SISTEM DISPERSI PADAT : REVIEW ARTIKEL YULINA BR SARAGIH; iyan Sopyan; Marline Abdassah
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.128 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10604

Abstract

Biovaibilitas dari suatu obat merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kelarutan suatu obat yang rendah, kelarutan obat ini juga yang akan mempengaruhi kecepatan absorbsi dari suatu obat didalam tubuh. Oleh karena itu dalam pengembangan formulasi suatu obat untuk meningkatkan laju disolusi, bioavaibilitas serta kelarutan yang rendah dapat menggunakan dispersi padat dengan metode preparasi nya adalah metode peleburan atau fusi, metode penguapan pelarut, metode supercritical anti-solvent precipitation (SAS), dan metode kneading. Metode pnentuan tipe dispersi padat dengan menggunakan metode penetapan pola difraksi sinar x, analisis spektroskopi FTIR, analisis thermal dengan Differential Scanning Calorimetry, dan penetapan laju disolusi. 

Page 1 of 2 | Total Record : 12